Crop Circle Bantul Hanya 5 Kilometer dari Crop Circle Sleman
Sebelum ditemukan lingkaran yang diyakini banyak orang merupakan jejak UFO itu, tidak ada tanda-tanda seperti angin, cahaya atau suara gaduh. Bentuk lingkaran yang ditemukan Harjono, 47 tahun, warga setempat, itu mirip lingkaran yang ada di Berbah. Hanya saja ukurannya lebih kecil. Sedangkan warna padi separuh masih hijau dan separuhnya sudah menguning.
"Saya mengira hanya padi roboh saja saat melihat sawah, ternyata bentuknya mirip lingkaran yang ada di Berbah," kata Harjono, Selasa (25/1).
Menurut Maryono, salah satu pemilik sawah yang ada lingkaran itu, tidak ada kegiatan di sawahnya kecuali petani yang menyiangi rumput dan memupuk padi.
Sebelum ditemukan adanya lingkaran, juga tidak ada cahaya atau suara gaduh. Apalagi jika ada kegiatan segerombolan orang yang merusak tanamannya, pasti para pemilik sawah akan marah. "Tidak ada niat untuk bikin sensasi, saya hanya mengira itu karena angin," kata dia.
Memang di beberapa lahan persawahan juga tampak padi roboh akibat angin, tetapi tidak membentuk lingkaran.
Lokasi lingkaran yang ada di Piyungan memang dekat Bukit Patuk yang memasuki wilayah Kabupaten Gunungkidul. Tetapi, dari bukit itu, lingkaran tidak bisa terlihat karena banyak pepohonan di sekitar pesawahan itu.
Jika lingkaran yang ada di Berbah berada di bawah kabel listrik SUTET, di Piyungan berada di persawahan yang di sisi timurnya banyak pohon besar dan di sisi barat terdapat rumah atau pertokoan pinggir jalan tembus Prambanan-Piyungan.
Jejak "UFO" juga Ditemukan di Bantul
Belum usai heboh crop circle yang diyakini sebagai jejak "UFO" di Jogotirto, Berbah, Sleman, warga Yogya kembali dihebohkan dengan penemuan lingkaran yang hampir mirip di Sleman itu.
Crop circle ini ditemukan di Dusun Wanujoyo Kidul, Desa Srimartani Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Lingkaran di Bantul ini mirip dengan lingkaran yang ada di Sleman hanya kurang rapi dan ukurannya lebih kecil.
"Saya sedang mencari rumput, saya lihat banyak padi yang roboh membentuk lingkaran," kata Harjono, penemu pertama lingkaran itu, Selasa (25/1) sekitar pukul 10.30.
Diduga, lingkaran itu sudah terbentuk lebih dari lima hari. Sebab, padi yang roboh sudah mulai berdiri. Padi yang roboh itu juga tidak patah. Bentuk lingkaran sangat mirip dengan lingkaran yang ada di Sleman. Hanya saja lingkaran besar yang terbentuk hanya satu. Sedangkan lingkaran kecil di tengah mirip dan di sekelilingnya ada segitiga yang mengelilingi lingkaran dalam lingkaran besar. Diameter lingkaran sekitar 25 meter.
Menurut Tukijo, 53 tahun, seorang warg yang rumahnya yang berada di jarak 100 meter dari lokasi, tidak ada tanda-tanda baik suara maupun cahaya sebelum ada lingkaran itu. "Tidak ada suara atau tanda-tanda lain sebelum ditemukan lingkaran itu," katanya.
Saat ini di lokasi sudah dipasangi garis polisi agar lokasi pesawahan tidak diinjak-injak warga yang ingin melihat. Sayangnya, di lokasi itu tidak ada tempat yang lebih tinggi kecuali harus memanjat pohon.
Sumber: tempointeraktif.com
No comments:
Post a Comment