Showing posts with label Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Kuliner. Show all posts

Wednesday, February 9, 2011

Aneka Olahan Seafood Khas Layar



















Kalau Anda penyuka makanan laut, tentu tak asing dengan nama Layar Seafood dan Ikan Bakar. Resto yang kini telah memiliki dua cabang di Villa Bukit Mas dan Manyar Kertoarjo ini selalu ramai diserbu pengunjung dari kalangan menengah atas, terutama saat jam-jam makan.

BEGITU datang ke rumah makan ini, Anda akan langsung dibuat kesengsem dengan aroma masakan yang sudah langsung bisa tercium saat baru turun dari mobil. Pasalnya, tempat bakaran di rumah makan ini memang terletak di depan. Selain bisa merangsang selera, pengunjung juga bisa melihat langsung proses memasaknya.

Anda tak perlu khawatir pula soal pelayanan. Sebab, di rumah makan ini semua petugas akan sigap menyambut Anda, termasuk tukang parkir valet. Setelah itu, Anda bisa masuk dan memilih sendiri aneka seafood seperti kepiting, kerang, dan macam-macam ikan segar.
Setelah memilih, seafood atau ikan tersebut akan ditimbang dan dimasak. Kalau tidak antre, tak lebih dari lima belas menit pesanan akan segera bisa diantar. Namun, jika sedang ramai, Anda harus bersabar menunggu giliran. Apalagi saat jam-jam waktu makan, pengunjung di rumah makan ini berjubel. “Untuk mengantisipasinya, kami membuat kartu antrean,” terang Udin, Manager Operasional LAYAR Seafood di Manyar Kertoarjo.

Suasana di resto LAYAR terbilang nyaman dan bersih. Di LAYAR Manyar Kertoajo, ada dua lantai yang siap menampung pengunjung dengan kapasitas sekitar 350 tempat duduk. Sementara, di LAYAR Villa Bukit Mas, bisa menampung sekitar 200 pengunjung.

Yang barangkali cukup unik di LAYAR adalah meja yang digunakan. Setiap meja yang ada di rumah makan tersebut dilapisi tumpukan plastik. Mungkin, bagi pengunjung yang baru datang, pemandangan itu terasa aneh. Namun, ketika ditelisik lebih jauh ternyata tumpukan plastik tersebut tidak hanya digunakan sebagai taplak semata melainkan berfungsi untuk mempercepat membersihkan sisa makanan. Jadi, begitu pengunjung selesai makan, maka pelayan tidak perlu repot-repot membersihkan sisa makanan yang menempel. Cukup dengan mengambil plastik tersebut maka meja pun langsung bersih dan tidak bau amis.


Rata-Rata 200 Pengunjung per Hari

Sebagai restoran yang sudah dikenal kelezatan seafoodnya, LAYAR memang banyak dikunjungi. Beberapa waktu lalu, saat F&R berkunjung ke LAYAR Manyar Kertoarjo, meja-meja makan terlihat banyak yang terisi. Mereka kebanyakan rombongan dari instansi pemerintah dan perusahaan swasta. Terutama, pada jam makan siang. Sementara, jika malam hari, pengunjung kebanyakan dari rombongan keluarga.

Disinggung soal rata-rata pengunjung perhari, Udin mengatakan bahwa perhari pengunjung di LAYAR bisa mencapai 200 orang untuk hari biasa. Namun, jika Sabtu dan Minggu pengunjung bisa mencapai 300 orang.

Hal yang sama terjadi di LAYAR Villa Bukit Mas. Menurut Wiwied, Manajer Operasional LAYAR Villa Bukit Mas, rata-rata perhari pengunjung yang datang mencapai 200 hingga 300 orang. Kebanyakan, pengunjung yang datang adalah rombongan.

Bagaimana dengan stok bahan bakunya? LAYAR memang sudah punya pemasok khusus. Untuk kepiting, LAYAR memasok dari Kalimantan. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas seafoodnya.

Sensasi kenikmatan seafood di LAYAR memang menggoda. Salah satu pengunjung, Victor (24) mengaku terpikat dengan kelezatan kepiting telor asin. Ia mengaku hampir setiap bulan minimal tiga kali datang ke LAYAR untuk menikmati sajian spesial kepiting telor asin.

Menurut Victor, kelezatan kepiting telor asin ada pada rasanya yang mantap, gurih, dan bercitarasa tinggi. Selain menyukai kepiting telor asin, Victor juga senang steam ikan kerapu dengan sambalnya yang khas. Untuk minumnya, Victor memilih jus labu yang katanya enak dan segar.

Sumber: surabayaview.com

Lontong Balap, Kuliner Khas Surabaya




















Hadirnya kuliner di suatu daerah, tak lepas dari cerita rakyat atau yang disebut juga dengan legenda maupun mitos-mitos tertentu. Surabaya yang telah lama dikenal memiliki banyak kuliner unik, yang salah satunya adalah lontong balap, pun tak lepas dari mitos-mitos berbumbu legenda tersebut.

Sekilas mungkin orang manca Surabaya sudah dapat menebak, kenapa sih kok dinamakan lontong balap? Pasti karena ada yang berkaitan dengan balapan (adu kecepatan). Lha, apa mungkin sebuah lontong bisa adu kecapatan. Tentu bukan lontongnya yang saling unjuk kebolehan, melainkan si worker-nya, atau si penjualnya yang ‘balapan’, sehingga kemudian muncul istilah lontong balap ini.

Memang, awalnya lontong balap dijajakan oleh para penjualnya dengan memikul dagangannya. Dua sisi pikulan kanan-kiri,satu berisi kemaron (yang memuat kuah, sisi lainnya sebagai tempat kebutuhan lainnya misalnya lontong, taoge, dll. Mengapa kok harus balapan? Sebenarnya bukan balapan, tapi memang langkah para penjual ini tergolong cepat. Bisa jadi agar mereka segera cepat sampai yang mau dituju, mengingat pikulan yang disandang tidaklah ringan, sehingga semakin cepat sampai maka akan mengurangi bebannya pula.

Namanya juga lontong balap, tentu tampilan menu ini identik dengan lontong. Dalam suguhannya, lontong balap dihidangkan dalam sebuah mangkuk atau piring, irisan lontong diletakkan di atasnya, ditambah tauge, irisan lentho, tahu goreng kering, disiram kuahnya, ditaburi bawang goreng, ditambah lagi kecap manis bagi yang suka plus sedikit sambal petis hitam, dan siap dihidangkan deh. Semakin pas dengan beberapa tusuk sate kerang sebagai pendamping menyantapnya. Makanya, ketika di luar kota ada penggemarnya mendapati sajian lontong balap hanya berisi dua potong irisan lontong dia langsung berkelakar dengan mengatakan, ”wah, kalo ini sih namanya tauge balap, karena banyakan taogenya daripada lontongnya. Masak sih lontongnya cuma dua iris.”

Cita Rasa dan Khasiat

Bicara tentang cita rasanya, lontong balap termasuk menu yang tidak terlalu berat. Artinya hidangan ini benar-benar cocok sebagai jajanan seperti halnya bakso, bukan hidanga rumahan sehari-hari. Kuahnya juga termasuk sederhana namun bercitarasa sedap penuh gizi, karena dihasilkan dari kaldu daging. Sumber vitamin lainnya juga bisa didapat dari lontong balap bersumber dari tauge rebusnya. Karena taoge sendiri merupakan sumber vitamin C yang cukup bagus, yakni mengandung 15 mg per 100 gramnya. Tauge juga kaya vitamin E (alfa-tokoferol) sehingga diyakini mampu meningkatkan kesuburan. Selain itu, tauge pun memiliki kandungan zat anti kembung sehingga baik untuk penceranaan.

Selain tauge, dalam menu lontong balap terdapat juga kandungan gizi lain yang bersumber dari petis hitamnya. Sebagaimana telah banyak diketahui bahwa petis memiliki kandungan protein petis cukup tinggi (15-20 g/100 g), sekaligus sebagai pembangkit cita rasa. Pada petis terkandung juga kalsium, fosfor, dan zat besi, masing-masing sebanyak 37, 36, dan 3 mg per 100 g.

Nah, tak salah bila banyak orang menyukai lontong balap ini. Selain cira rasanya sedap dan unik, kandungan vitamin dan gizinya pun cukup untuk menunjang kesehatan. Maka tepat sekali bila tahun ini salah satu produk kecap mengusungnya sebagai salah satu ikon jajanan untuk event kulinernya. So, lontong balap memang punya cerita tersendiri dalam bagiannya sebagai kuliner khas Surabaya. Terbukti dalam salah satu syair lagu lawas pop jawa yang dibawakan oleh Mus Mulyadi, ada yang menyitir makanan khas Surabaya ini dalam lagu ”Semanggi Suroboyo.... Lontong Balap Wonokromo....” Kini, tinggal bagaimana kita semua kian mempopulerkan menu spesial khas Surabaya ini kepada masyarakat luar Surabaya bahkan dunia.

(arohmanmail@yahoo.com)

Bebek Pak Qomar yang Bikin Ketagihan



















Bagi penggemar nasi bebek, barangkali Depot Bebek Pak Qomar bisa menjadi salah satu alternatif kala berburu nasi bebek di Surabaya. Sensasi kelezatan nasi bebek plus sambalnya membuat depot yang berlokasi di Jalan Raya Lontar No 46, Surabaya Barat ini tak pernah sepi pengunjung.

Jika anda berkesempatan berkunjung ke depot ini, anda akan menyaksikan banyaknya pengunjung yang berjubel terutama saat jam-jam makan, baik siang maupun sore. Mereka (para pengunjung) berasal dari berbagai kalangan baik menengah maupun kelas atas. Itu terlihat dari antrean parkir motor dan mobil yang berada di area depot.

Karena itulah, jika anda berkunjung pada jam-jam makan siang, bersiap-siaplah untuk menunggu antrean meja makan. Sebab, depot yang memiliki kapasitas sekitar 40 pengunjung ini kebanyakan sudah penuh. Namun, anda tak perlu khawatir, sambil menunggu antrean, aroma bebek yang sedap akan mengusir kejenuhan menunggu.

Karena banyaknya pengunjung itulah, Nurul Qomar, pemilik Bebek Pak Qomar, mengaku paling sedikit menghabiskan 1.500 porsi nasi bebek setiap hari. Keramaian bebek qomar ini selain lezat, juga didukung dengan harganya yang relatif terjangkau. Seporsi bebek, anda cukup merogoh kocek Rp.10.000. Depot ini buka setiap hari mulai pukul 09.00-18.00 kecuali Jumat.


Direbus dengan Bumbu Spesial

Apa yang menyebabkan Bebek Pak Qomar begitu diminati pelanggan? Mengenai hal ini, Nurul Qomar sedikit membocorkan rahasia dapurnya. Menurut Qomar, ia memiliki resep tersendiri untuk menghilangkan amis yang melekat pada daging bebek, yakni terlebih dahulu direbus dengan racikan bumbu yang spesial. Sehingga saat digoreng akan menimbulkan aroma yang lezat dan nikmat.

Mengenai kelezatan bebek pak qomar, Nur Khoiriyah, salah seorang pengunjung mengakuinya.Perempuan asal Pacet, Mojokerto itu mengaku ketagihan bebek pak qomar lantaran rasanya yang enak banget. “Dagingnya gurih, sambalnya mantep, terus ditambah lagi ada kremesannya. Wah, mantep banget. Kalau nggak percaya, coba sendiri deh,” pungkasnya.

Depot Bebek Pak Qomar
Jl Raya Lontar No 46 Surabaya Telp. (031) 7417540
Jam buka: setiap hari pukul 09.00-18.00, (kecuali jumat).
Harga: 10.000 per porsi


Sumber: surabayaview.com

Hangat Gurih Soto Asli Kudus

Hangat Gurih Soto Asli Kudus
 


Kuah soto yang hangat memang paling pas untuk mengembalikan stamina yang sedang turun. Racikan soto ayam khas Kudus ini memang sedikit berbeda. Memakai campuran santan encer plus bumbu yang komplet hingga rasanya sangat gurih enak. Semburat rasa manis plus taburan tauge membuat rasanya beanr-benar segar! Yang satu ini memang bikin ketagihan!

Saat singgah di kota Kudus, tiba-tiba saja saya ingin menikmati soto Kudus di tempat asalnya. Kalau biasanya saya mencicipi soto Kudus di Jakarta, maka kali ini saya ingin membuktikan keaslian soto Kudus. Segar saya menunju ke warung soto Bu Jatmi di kawasan Jl. Wahid Hasyim No.43 Kudus.

Warung Sederhana Bu Jatmi namanya. Warung s ini hanya menyediakan menu soto kudus baik soto ayam, maupun soto kerbau dan ada juga pindang kerbau. Kudus kota kecil yang terkenal sebagai kota santri ini ternyata juga menyimpan kuliner yang pastinya sayang kalau dilewatkan. Soto khas Kudus ini selalu menggunakan daging kerbau, karena konon katanya di daerah Kudus ada kepercayaan daerah yang melarang penyembelihan sapi. Oleh karenanya disini kalau tidak soto kerbau ya soto ayam.

Toko sederhana milik Bu Jatmi ini sudah berdiri cukup lama, lokasinya yang bukan di jalan protokol tak lantas membuat warung ini sepi pengunjung. Seperti siang kemarin saat saya mampir kesana, hampir semua meja sudah terisi penuh. Bahkan angkringan khas soto Kudus sudah dikelilingi oleh pemebeli.

Untung saja saya tak perlu lama-lama menunggu. Saya duduk tepat di depan angkringan soto. Di hadapan saya tersaji banyak sekali makanan pendamping soto Kudus ini. Sebut saja sate paru goreng, sate telur puyuh, sate ati ampela, tahu  tempe goreng, perkedel, sate jeroan atau gotro bahkan sampai dengan otak goreng balut tepung. Tak ketinggalan aneka keripik dan kerupuk dalam kemasan plastik.

Soto ayam disajikan dalam mangkuk porselin Cina  khas soto Kudus. Kuahny panas mengepul karena baru diambil dari periuk tanaha liat yang dipanaskan terus-menerus. Kuahnya mengumbar aroma gurih wangi bawang dan kemiri. Kuning agak butek karena memakai santan encer. Sangat berbeda dengan soto Kudus di Jakarta yang berkuah bening.

Dalam satu kali hirup sangat terasa tonjokan bumbu yang royal dari racikan soto bu Jatmi ini. Apalagi ia tidak pelit menaburkan bawang goreng! Soto kerbau pun disajikan dalam mangkuk mungil dari porselin, lebih kecil dari porsi soto ayam. Kuahnya pun mengepul karena masih panas mendidih.

Harum aroma bawang putih nya sangat kuat, tak heran karena bawang putih gorengnya ditaburi sangat royal diatasnya. Warna kuahnya berwarna kuning kecoklatan cenderung butek. Mungkin karena penggunaan sedikit santan dan kecap dalam sotonya. Saat menyerutup kuah soto, ada jejak rasa manis dalam kuahnya.

Inilah yang membedakan soto Kudus dengan soto lainnya. Rasa manis dan gurih bersamaan dalam sekali santap. Saya yang memang tidak terlalu suka dengan rasa manis memilih menambahkan kucuran air jeruk nipis dan juga sambal. Hmm.. rasanya jadi tambah enak dan segar!

Soto kudus tidak menggunakan soun sebagai isinya, hanya irisn kol, tauge, nasi, daun seledri, suwiran ayam atau potongan daging kerbau yang tipis. Tak ketinggalan taburan bawang goreng dan juga bawang putih sebagai sentuhan akhir. Rasanya enak dan segar bisa mengembalikan tenaga setelah lelah seharian. Sate paru dan juga telur puyuh pun tak terlewatkan untuk menemani saya menyantap soto Kudus.

Jejak soto pun dihapus dengan segelas kesegaran es kopyor. Di warung ini memang memiliki menu es kopyor yang enak, dicampur dengan sirup merah kuno yang wangi legit! Kelapa kopyor yang manis memang tersohor di wilayah Kudus dan Jepara ini. Disudut ruangan saya melihat setumpuk jeruk Bali dengan ukuran yang sangat besar.

Saya langsung tergiur untuk membelinya, apalagi setelah diberitahu kalau jeruk Bali dari Kudus ini rasanya lebih manis dan kandungan airnya lebih banyak dibandingkan jeruk Bali yang berasal dari Madiun dan juga dari Bali sendiri. Sebuah jeruk Bali ini dihargai Rp 20.000,00 saja baik yang besar maupun yang kecil. Wah.. cukup murah juga ternyata, apalagi setelah dicoba memang tidak mengecewakan.

Untuk semangkuk soto Kudus ayam ini kita cukup merogoh kocek sebesar Rp. 6.000,00 dan unutk soto kerbau kita merogoh kocek sebesar Rp. 8.000,00 Hmm.. harga yang cukup murah terjangkau bukan? Kalau melintasi kota kretek ini jangan lupa mengisi perut di warung bu Jatmi ini!

Warung Sederhana Bu Jatmi (Soto Ayam dan Soto Kerbau)
Jl. Wahid Hasyim No.43 Kudus, Jawa Tengah
Telp: 0291-446170


Sumber: food.detik.com

Uenak Tenan Timlo Solo Sastrohartono

Slruup..! Uenak Tenan Timlo Sastrohartono
 


Di saat tiupan angin terasa semilir dingin, paling enak memang manyantap hidangan yang satu ini. Kuahnya bening, gurih dan wangi. Irisan dadar berisi ayam, ati ampela dan telur pindang yang kecokelatan membuat rasanya mantap. Apalagi setelah diaduk dengan sedikit sambal kecap rawit! Hmm..gurih, manis, pedas!

Tiap mampir ke kota Solo seolah ada ritual yang mesti saya jalani. Apalagi kalau bukan mampir ke warung timlo Sastro yang ada di daerah Balong, pasar Gede. Siang itu mendung mengglayut dan udara terasa dingin, rasanya alasan saya buat mampir jadi makin pas saja.

Warung timlo yang ada sejal tahun 1952 ini ada di emperan di bagian timur pasar Gede. Warung ini didirkan pertama kali oleh pak Sastrohartono yang kemudian namanya dipakai sebagai merk timlo Solo racikannya. Padahal sebenarnya menyantap timlo di sini agak kurang nyaman. Karena tiap ada tiupan angin, ikut terbawa aroma sampah pasar yang kurang sedap itu. Tapi rasa kangen timlo mengalahkan aroma tak sedap itu.

Racikan yang disebut timlo khas pak Satro ini berupa sup bening, kaldu ayam bening dengan sosis berupa dadar pipih berisi cincangan ayam, potongan hati, ample dan telur ayam yang semuanya sudah dibumbui kecap dengan warna kecokelatan. Taburan bawang merah goreng melengkapi sajian sup ini.

Di tempat lain timlo sering ditambah dengan tauge, kol dan suun sehingga mirip soto tetapi dari dulu kala timlo pak Satro ya bening sederhana. Siang itu warung tidak terlalu padat hanya ada beberapa orang makan menempati meja kayu panjang yang berderet di emperan yang dijadikan warung makan. Biasanya warung ini di pagi hari dijejali pengunjung yang  sarapan sebelum ke pasar Gede.

Pilihan menunya bisa timlo komplet, timlo hati, ampela, sosis, bisa dipesan terpisah atau disatukan dengan nasi. Tempat meracik timlo ada di sisi kanan, baskom berisi aneka isian timlo berderet dan panci berisi kaldu mendidihpun selalu dipanaskan di atas tungku.

Pesanan tak memakan waktu lama, langsung disajikan dalam mangkuk sedang. Aroma gurih kaldu segera tercium. Irisan sosi, hati, ampela dan telur kecokelatpun menyesaki mangkuk. Hirupan kuahnya terasa sangat ringan, gurih kaldu ayam dengan rasa asin yang tak berlebihan.

Setelah diaduk dengan sambal kecap rawit barulah terasa aksen pedas manis yang menggairahkan. Disuap perlahan dengan nasi hangat membuat racikan ini benar-benar menumpaskan rasa kangen saya pada makanan khas Solo ini. Makin enak saat dimakan dengan kerupuk rambak.

Ya, kerupuk kulit khas Solo ini besar, gendut dan renyah kering. Setelah sedikit lembek dalam celupan kuah timlo rasanya jadi makin gurih enak saja. Ada siomay dari adonan tahu, bihun dan wortel yang bisa juga dijadikan tambahan lauk.

Buliran kecil keringatpun membasahi dahi dan leher. Perutpun terasa hangat dan kenyang. Harga yang ditawarkan juga tak mahal. Untuk timlo komplet Rp. 12.000,00, timlo ati rempelo dan timlo sosis telor Rp. 9.000,00 dan timlo sosis rempola ati Rp. 9.000,00. Cara menghitung bonpun tak memakai kertas tetapi pakai batu tulis alias sabak dan kapur. Sang pelayan akan menghitung secepat Anda mengucapkan pesanan Anda, bahkan lebih cepat dari kalkulator!

RM Timlo Sastro
Sejak 1952-100% halal
Pasar Gede Timur 1-2 (Balong) Solo
Buka : 06.30-15.30
Jl. Wahidin 5 no. 30 (Ruko  tugu lilin Penumping A 5)Solo
Buka : 06.30 -22.00


Sumber: food.detik.com

Bakmi Djogja Mas Tok

Bakmi Djogja Gurih Racikan Mas Tok
 

 Bakmi goreng Djogja ini lezat hangat, bisa melawan rasa dingin di malam hari. Mi nya lembut berbalut bumbu beraroma bawang putih yang cukup tajam. Irisan daging ayam kampung yang empuk dan potongan sayuran jadi isiannya yang komplet, cocok untuk mengganjal perut yang tengah lapar!

Jalanan Buncit yang luar biasa padat merayap setiap malam kadang bikin jengkel. Belum lagi perut lapar karena belum makan malam. Hasilnya, Pondok Bakmi Djogja Mas Tok yang lokasinya sebelum Rumah PAN jadi tempat saya singgah semalam. Warung ini selalu ramai pengunjung, bahkan deretan mobil selalu saja menyesaki area parkiran yang tidak seberapa luas.

Rasa lapar dan penasaran yang membuat saya langsung berbelok ke warung ini. Beberapa pengunjung baru saja meninggalkan meja mereka, sehingga saya tak perlu mengantri untuk mendapatkan duduk. Ada lebih dari lima buah meja panjang sederhana mengisi petak warungnya, dua buah anglo berjajar di bagian depan samping gerobak tempat meracik minya.

Malam ini saya mencicipi bakmi goreng djogja spesial paha. Ada beberapa jenis pilihan lainnya, ada bakmi godog spesial, bihun goreng, bakmi goreng, hingga nasi goreng Magelangan. Untung saja, warung Mas Tok sedang tidak kebanjiran pengunjung, sehingga saya tak perlu menunggu terlalu lama sampai pesanan saya matang.

Seporsi Bakmi Goreng Spesial Paha (Rp 19.000) ini mengejutkan saya. Porsinya sangat besar, dan bisa disantap untuk berdua. Sepotong paha ayam kampung jadi pelengkapnya. Hmm..aroma yang menggiurkan membuat saya tak sabar untuk segera mencicipinya. Tabruan bawang goreng, daun seledri sebagai toppingnya. Potongan tomat, irisan kol, dan suwiran daging ayam menyembul diantara mi gorengnya.

Mi nya pipih lembut, rasanya gurih-gurih dengan semburat rasa manis yang tidak dominan dan juga bumbu bawang putih dan kemiri yang cukup tajam. Penggunaan sedikit kecap yang membuat mi ini berwarna kecokelatan dan menimbulklan rasa manis yang lamat-lamat. Bakmi goreng ataupun bakmi godog racikan Mas Tok ini memiliki standar rasa. Pelayan pun tidak akan menanyakan saya ingin mi dengan rasa pedas ataupun tidak.

Karena disetiap meja disediakan semangkuk cabai rawit yang sebagai teman makan mi. Sebelum disantap cabai rawit utuh ini saya potong-potong terlebih dahulu. Jadi bikin rasanya lebih gigit! Ayam yang digunakan adalah ayam kampung. Ukurannya cukup besar dan dagingnya yang empuk mudah di koyak denan garpu dan sendok. Daging ayamnya pun terasa gurih hingga ke bagian dalam.

Untuk yang tengah lapar berat, seporsi bakmi goreng ini pastilah cukup. Tapi jika tidak terlalu lapar, mi goreng ini bisa disantap berdua. Segelas teh poci gula batu yang hangat membersihkan tenggorokan saya dari jejak minyak bakmi goreng ini. Hmm..setelah perut kenyang, saya pun siap menerjang kemacetan Buncit kembali.

Bakmi Djogja Mas Tok
Jl. Warung Buncit Raya (Samping Rumah PAN)


Sumber: food.detik.com

Monday, February 7, 2011

Resep Sambel Tumpang

Resep: Sambel Lethok/Tumpang
 

 Meskipun bahannya sederhana, sambal yang satu ini selalu bikin ketagihan dan kangen keluarga saya. Aroma sangit tempe bercampur dengan gurih santan dan pedasnya cabai. Uenake poll!

Bahan:
10 buah tahu, goreng setengah matang atau tahu goreng sgeitiga, siap beli
3 bungkus tempe yang sudah disimpan 2-3 harian ( supaya aromanya enak, jika tak suka bisa dipakai tempe biasa)
500 ml santan

Bumbu, haluskan :
5 buah cabai merah
10 buah cabai rawit merah
6 siung bawang putih
10 butir bawang merah
2 ruas jari kencur
1 sdt gula merah/putih
2 sdt garam

Bumbu Pelengkap:
2 lembar daun jeruk purut
3 lembar daun salam

Cara Membuat:
  • Rebus tahu yang sudah digoreng bersama tempe utuh dan bumbu halus hingga layu.
  • Haluskan tempe lalu masukkan ke dalam rebusan tahu.
  • Tambahkan bumbu pelengkap, didihkan kembali.
  • Terakhir masukkan santan dan aduk-aduk hingga mendidih dan kental.
  • Siap dihidangkan bersama lalaban daun singkong dan kerupuk.

Sumber: food.detik.com

Resep DagingTongseng

Resep Daging: Tongseng Praktis
 


Dulu saya males banget bikin tongseng karena harus dua kali masak. Sekali bikin gulai, bumbunya banyak dan ribet. Sekarang saya punya resep praktis ini. Rasanya tetap enak dan sedap lho meskipun pakai bumbu instan. Buktikan aja!

Bahan:
300 gram daging kambing/sapi,potong kecil
1 bungkus bumbu  gule instan
750 ml air untuk merebus daging
500 ml santan encer

Bumbu tambahan untuk tongseng:
6 butir bawang merah, iris tipis, goreng
3 siung bawang putih, iris tipis
3 buah cabai rawit, iris kasar
100 g daun kol, iris kasar
1 batang daun bawang, iris kasar
1 buah tomat merah, iris kasar
1 sdt garam
1 sdt garam
3 sdm kecap manis

Cara Membuat :

  • Rebus daging kambing dengan bumbu gule instan dan air.
  • Masak sampai daging empuk dan kuah menyusut.
  • Tambahkan santan encer, masak sampai mendidih.
  • Masukkan bumbu tambahan dan sayuran kecuali cabai rawit dan tomat.
  • Masak sampai sayuran layu, tambahkan bumbu jika ada yang kurang.
  • Masukkan cabai rawit dan tomat. Aduk sebentar, angkat.
  • Sajikan hangat dengan nasi putih.

Sumber: food.detik.com