Presiden Mesir Hosni Mubarak
Lagi dan lagi. Sikap ambigu atau dualisme diperlihatkan Amerika Serikat. Masih segar dalam ingatan publik internasional, dimana Presiden Barack Obama menyerukan kepada Presiden Mesir Hosni Mubarak agar mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, belakangan, pernyataan tersebut berubah dan berbalik dengan mendukung agar Mubarak tetap berkuasa
Pernyataan itu disampaikan Utusan khusus AS untuk Mesir, Frank Wisner. Seperti dilasir IRNA, Sabtu (5/2), dengan mengutip BBC, Wisner menyampaikan hal itu seiring kebijakan pengunduran diri sejumlah anggota kepemimpinan Partai Demokratik Nasional (NDP) termasuk Gamal Mubarak, putera Presiden Hosni Mubarak
Amerika Serikat menyambut perubahan dalam kepemimpinan partai penguasa, seraya menambahkan sebaiknya Mubarak tetap berkuasa untuk mengarahkan perubahan. Seraya mengklaim urgensi kepemimpinan Mubarak, Wisner menambahkan, ini merupakan kesempatan bagi Mubarak sehingga ia bisa meninggalkan kesan baik.
Setelah anggota partai politik yang berkuasa di Mesir mengundurkan diri secara massal, Hossam Badrawi, yang dikenal liberal, mengambil posisi sebagai kepala komite kebijakan, yang sebelumnya dijabat Gamal Mubarak, dan juga sebagai sekjen NDP.
Tanpa posisi dalam kepemimpinan, Gamal Mubarak tak lagi memenuhi syarat sebagai calon presiden partai berdasarkan konstitusi yang ada.
Televisi pemerintah juga membantah berita yang tersiar tentang pengunduran diri Hosni Mubarak dari presiden partai dan menyatakan bahwa ia masih menjabat sebagai presiden NDP. Ditambahkannya, Mubarak sudah menerima pengunduran diri anggota biro politik partai dan juga telah mengangkat anggota baru.
Berdasarkan laporan ini, warga Kairo yang berkumpul di Bundaran Tahrir semakin semangat menuntut Mubarak lengser setelah mendengar berita tersebut. Partai tersebut merupakan salah satu target utama aksi unjuk rasa dan markas besarnya dekat Bundaran Tahrir dibakar selama unjuk rasa.
Sumber: republika.co.id
No comments:
Post a Comment